Kurangnya Pengawasan: Ancaman bagi Disiplin Diri Mahasiswa

Admin_samungdel/ Juli 10, 2025/ Berita

Kurangnya pengawasan dan disiplin diri sering menjadi tantangan besar di dunia perkuliahan. Berbeda dengan sekolah, di perkuliahan pengawasan kehadiran cenderung lebih longgar. Mahasiswa yang kurang memiliki disiplin diri sering tergoda untuk bolos. Kebebasan baru ini, jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab, dapat merugikan performa akademik dan perkembangan pribadi mahasiswa secara signifikan.

Fenomena kurangnya pengawasan ini dapat diperparah oleh jarak tempuh dan kendala transportasi. Mahasiswa yang menghadapi kesulitan datang ke kampus mungkin semakin tergoda untuk bolos jika mereka merasa kehadirannya tidak akan terlalu diperhatikan. Ini menciptakan lingkaran setan di mana kendala eksternal berpadu dengan kurangnya motivasi internal, memperburuk masalah kehadiran mereka.

Ketika dosen kurang interaktif atau materi mata kuliah terasa membosankan, godaan untuk bolos akibat kurangnya pengawasan semakin besar. Mahasiswa mungkin merasa bahwa waktu di kelas tidak efisien dan mereka bisa dipelajari sendiri. Ini adalah kesalahan fatal yang membuat mereka melewatkan interaksi berharga dan pemahaman mendalam yang hanya bisa didapatkan di lingkungan kelas, serta bimbingan langsung dari dosen.

Bagi mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan atau aktif di organisasi kampus, kurangnya pengawasan bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, fleksibilitas ini memungkinkan mereka menyeimbangkan berbagai komitmen. Namun di sisi lain, tanpa disiplin diri yang kuat, mereka bisa terlalu fokus pada aktivitas lain dan mengorbankan studi, sehingga akan berdampak negatif pada nilai mereka.

Dampak dari masalah kesehatan fisik atau mental juga dapat diperburuk oleh kurangnya pengawasan. Mahasiswa yang berjuang dengan kelelahan atau depresi mungkin merasa lebih mudah untuk bolos tanpa ada yang menyadarinya atau menanyakan alasannya. Ini dapat menunda pencarian bantuan profesional, yang merupakan kesalahan fatal, karena kondisi mereka bisa semakin parah tanpa penanganan yang tepat.

Kurangnya pengawasan juga membuat mahasiswa tidak meminta bantuan saat kecanduan terhadap perilaku tertentu, seperti bermain gim berlebihan atau terlalu banyak bersosialisasi, yang menguras waktu belajar mereka. Tanpa struktur atau akuntabilitas eksternal, mereka mungkin kesulitan untuk mengatur waktu dan prioritas, sehingga membuat mereka tertinggal dalam pelajaran dan berujung pada nilai yang buruk.

Penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan disiplin diri yang kuat sejak awal perkuliahan. Membuat jadwal belajar mandiri, menetapkan tujuan kehadiran, dan mencari akuntabilitas dari teman atau kelompok belajar dapat membantu pengelolaan masalah ini. Ini adalah pelajaran berharga yang akan bermanfaat jauh setelah mereka lulus dari perguruan tinggi.

Share this Post