Dari Ruang Kelas ke Lingkungan Buruk Kenapa Sekolah yang Tidak Aman Mendorong Siswa

Admin_samungdel/ September 11, 2025/ Berita

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa, namun sering kali justru sebaliknya. Ketika lingkungan sekolah tidak aman, siswa cenderung menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan. Mereka yang merasa terancam, baik secara fisik maupun emosional, lebih rentan untuk bertindak negatif. Rasa takut dan stres menjadi pemicu utama.

Perundungan dan kekerasan adalah akar masalahnya. Siswa yang menjadi korban sering kali merasa tidak memiliki tempat untuk mengadu. Perasaan tidak berdaya ini bisa mendorong mereka untuk membalas dendam atau mencari cara lain untuk mendapatkan pengakuan. Ini adalah cara mereka bertahan di lingkungan yang tidak suportif, bahkan jika harus bertindak negatif.

Selain perundungan, kurangnya pengawasan dari pihak sekolah juga berkontribusi. Ketika guru dan staf tidak peka terhadap dinamika sosial di antara siswa, masalah kecil bisa berkembang menjadi konflik besar. Ketiadaan figur otoritas yang peduli membuat siswa merasa bebas untuk bertindak negatif tanpa konsekuensi.

Siswa juga bisa menunjukkan perilaku negatif karena kurangnya dukungan emosional. Mereka mungkin sedang menghadapi masalah di rumah, dan sekolah yang tidak peka tidak menawarkan ruang untuk berbicara. Frustrasi yang terpendam ini bisa meledak dalam bentuk kenakalan atau agresi, sebagai pelampiasan dari emosi yang tidak terkelola.

Penting bagi sekolah untuk membangun lingkungan yang aman dan suportif. Ini dimulai dengan menciptakan kebijakan anti-perundungan yang kuat dan tegas. Sekolah juga harus menyediakan konselor atau psikolog yang mudah diakses untuk siswa yang membutuhkan bantuan.

Pelatihan bagi guru dan staf juga krusial. Mereka harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda masalah pada siswa dan cara meresponsnya dengan empati. Guru yang proaktif dapat menjadi jembatan antara siswa dan bantuan profesional yang mereka butuhkan.

Pencegahan harus menjadi prioritas. Melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan dapat membuat mereka merasa dihargai. Program-program yang mengajarkan resolusi konflik dan empati juga dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang lebih sehat.

Pada akhirnya, sekolah yang tidak aman akan terus mendorong siswa untuk bertindak negatif. Investasi dalam lingkungan yang suportif bukan hanya tentang menjaga keamanan fisik, tetapi juga membangun karakter dan mental yang kuat. Dengan begitu, kita bisa menciptakan generasi yang lebih baik.

Share this Post